QUANTUM TOUCH HEALING

| |

Memasuki Realitas Kuantum

 

Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar atom di bumi ataupun di langit. QS.Yunus: 61

 

Di dalam dunia ilmu fisika secara umum terdapat dua pandangan yaitu fisika klasik (Newtonian) dan fisika kuantum. Ilmu fisika klasik memulai observasinya dari benda solid yang yang "bisa dilihat"sehari-hari, seperti jatuhnya buah apel hingga pergerakan planet. Kepastian hukum mekanisme "bola biliar" yang diadopsi ke dalam cara kerja mesin industri yang sudah berlaku selama beberapa ratus tahun itu berhasil mengantarkan Revolusi Industri. Namun, di akhir abad 19 ketika para ilmuwan mulai membuat peralatan untuk menginvestigasi benda-benda atom yang sangat kecil, mereka menemukan sesuatu yang membingungkan di mana ilmu fisika Newton tidak mampu lagi menjelaskan atau memprediksi apa yang mereka temukan di laboratorium. Akhirnya, setelah hampir seratus tahun, suatu penjelasan ilmiah yang baru mulai lahir untuk menjelaskan tingkah laku benda atom yang sangat kecil dan "tidak bisa dilihat" itu. Terbukalah tabir adanya kenyataan dunia yang benar-benar baru dikenal sebagai mekanika kuantum, fisika kuantum, atau teori kuantum. Ilmu fisika baru ini tidak hadir untuk menggeser ilmu fisika Newton yang masih berjalan baik untuk menjelaskan benda-benda yang cukup besar dan "terlihat". Ilmu fisika kuantum justru sengaja dimaksudkan untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah kebendaan yang sangat kecil dan tidak mampu lagi digapai oleh "mata" fisika Newton yaitu dunia subatomik yang begitu kecil.

 

Para ilmuwan fisika kuantum seperti Albert Einstein, Richard Feynman, Werner Heisenberg dan lain-lain, meneliti apa yang sebenarnya terjadi ketika sebuah benda dibelah terus-menerus hingga ke tingkat materi yang sangat kecil yang kemudian dibelah lagi dengan alat pemecah atom particle accelerator sampai tak terlihat hingga berubah menjadi energi yang terhalus.

 

Dari berbagai penelitian itu, ilmu fisika kuantum hadir membawa berita baru seperti ini: bahwa di dunia energi terhalus yang "yang tak tampak" wujudnya berlaku hukum yang berbeda dengan dunia yang "tampak". Yaitu hukum fisika kuantum yang unik dan agak "sulit dipercaya", di antaranya:

 

1.      Di level kuantum sebenarnya tidak ada benda yang padat. Semua benda di dunia pada dasarnya terbuat dari "ruang hampa".

2.      Tingkah laku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran vibrasi dan sebaliknya tergantung dari "niat" penelitinya.

3.      Berlakunya Hukum Ketidakpastian (uncertainty principle), hingga,

4.      Hukum Non-lokalitas yang menyatakan bahwa unsur terkecil dari semua benda itu sebenarnya ada di sini dan di mana-mana sekaligus.

 

 

 

Lalu, apa hubungannya semua hal ini dengan usaha kita untuk meraih sukses dan kebahagiaan? Sangat erat. Oleh karena untuk meraih kesuksesan lahir-batin dengan Teknologi Quantum Ikhlas kita akan menggunakan kekuatan pikiran dan perasaan yang merupakan "benda kuantum yang tak terlihat", sehingga hukum fisika kuantumlah yang lebih pas untuk kita gunakan.

 

Seperti terigu yang menjadi bahan dasar semua jenis roti, ilmuwan fisika kuantum juga menjelaskan bahwa getaran-getaran energi terhalus yang dinamakan quark, string, atau biasa disebut quanta yang "tak nampak" perwujudannya ternyata merupakan bahan-bahan dasar dari semua benda yang "tampak" wujudnya.

Benda padat merupakan kumpulan dari molekul. Molekul berasal dari semua atom dan partikelnya. Dan partikel subatom yang sangat kecil itu berasal dari suatu energi alam vibrasi quanta.

 

Hal yang sangat menarik dari kenyataan kuantum ini adalah bahwa pada level yang semakin dalam dan halus, energi yang dikandungnya justru semakin besar. Energi nuklir yang lebih halus misalnya, berjuta-juta kali lebih powerful dibandingkan energi kimia.

 

Kekuatan kuantum adalah kekuatan alam yang belum banyak dimanfaatkan secara tepat oleh kebanyakan orang. Padahal realitas kuantumlah yang harus kita ubah dulu sebelum realitas fisiknya bisa kita lihat dan nikmati. Dan realitas kuantumlah yang sebenarnya kita akses dan kita olah melalui pikiran, perasaan dan doa-doa kita.

0 komentar:

Posting Komentar